Senin, 08 Januari 2018

Soju, si Arak Bening Favorit Orang Korea




Soju, minuman beralkohol khas Korea, yang identik dengan botol kaca bewarna hijau (Neysa Yussi Alicia/UMN)

Tangerang – Apakah kalian tahu Soju? Beberapa negara khususnya di Asia, memiliki minuman beralkohol khas nya masing-masing. Sebut saja sake dari Jepang, tuak dari Indonesia, dan baijiu yang berasal dari Cina. Begitu juga dengan minuman beralkohol satu ini, yang mungkin sudah tidak asing di telinga kalian, terutama para penggemar budaya Korea. Yup, soju!

Jika teman-teman merupakan salah satu pecinta  minuman beralkohol, boleh sekali-sekali mencoba soju. Soju adalah alkohol khas Korea berbahan dasar arak beras, yang telah mengalami proses distilasi, atau penyulingan. Warnanya bening, dan memiliki rasa yang tidak terlalu tajam dibandingkan dengan minuman beralkohol pada umumnya.

Untuk kadar alkohol, soju bisa mencapai 16%-53%. Di Korea, dengan uang 1000 – 3000 won (Rp 12.000 – Rp 36.000) saja, kita sudah bisa mendapatkan satu botol soju. Cukup murah untuk ukuran minuman beralkohol di Korea. Berbeda dengan harga yang biasa kita temui di Indonesia, yaitu sekitar Rp 100.000 – Rp 150.000 per botol. Hmm… perbedaannya lumayan jauh juga, ya.

Di Korea sendiri, soju biasa disajikan sebagai minuman pelengkap pada acara, dan ritual-ritual tertentu. Seperti upacara peringatan kematian leluhur, dan ketika menyambut tamu penting. Tetapi, zaman sekarang soju tidak hanya dikonsumsi pada acara yang bersifat formal saja, karena minum soju sudah menjadi tradisi bagi masyarakat Korea. Soju wajib disajikan ketika sedang makan, atau ketika acara kumpul-kumpul bersama.

Seperti yang dikatakan oleh Hyun Jae (23), dan Hun Seong (24). Mereka adalah mahasiswa, sekaligus warga asli negara Korea yang sudah lama tinggal di Indonesia. Menurut mereka, minum alkohol itu penting dan sudah menjadi budaya turun-menurun sejak zaman dulu.  

Kalau zaman sekarang, minum soju itu ternyata juga penting untuk kegiatan berbisnis. “Tergantung situasinya. Kita dengan minum-minum bisa mempermudah kegiatan bisnis. Karena yang tadinya mungkin kurang kenal, bisa menjadi lebih akrab. Begitu juga dengan rekan kerja,” ujar Hyun Jae ketika diwawancara di restoran Korea milik keluarganya.

Perlu teman-teman ketahui, Korea merupakan salah satu negara dengan tingkat stress yang tinggi. Hal ini dipicu oleh faktor tuntutan pekerjaan, dan pendidikan mereka yang keras. Jadi, kegiatan minum soju dianggap sebagai salah satu cara untuk melepas stress, dan bisa sebagai alternatif untuk mengungkapkan unek-unek kepada orang lain tanpa menyebabkan konflik. “Menurut saya, kalau saya minum soju, hati saya bisa menjadi lebih enak, dan pikiran saya bisa menjadi lebih terbuka,” kata Hun Seong.

Menanggapi pernyataan Hun Seong, Hyun Jae pun menambahkan “Misalnya saya lagi ada masalah nih sama kakak (Hun Seong) ini. Kalau dalam kondisi sadar, saya enggak bisa ungkapin. Tapi kalau lagi mabuk, saya bisa keluarin semuanya. Dia juga pasti bakal ngerti. Dan dia juga bakal mikir kalau saya cuma lagi mabuk aja.”

Hyun jae juga menjelaskan kalau dengan minum soju, bisa membantu orang yang pendiam menjadi lebih ekspresif. Wah, tidak heran deh kenapa banyak sekali adegan minum soju yang di tampilkan di drama-drama Korea. Ngomongin soal minum soju nih, katanya ada budaya kalau kita tidak boleh menolak gelas ketika sedang minum bersama dengan orang yang lebih tua.

“Dulunya memang gitu. Tapi sekarang kita udah terpengaruh sama budaya luar, dan mulai punya agama juga. Kalau dulu, benar-benar harus terima gelas dari orang lain. Terutama dari yang lebih tua. Tidak boleh nolak karena bisa dianggap tidak sopan,” ujar Hun Seong.

Sedangkan menurut pengalaman Hyun Jae sendiri, kalau mau belajar minum soju justru harus didampingi dengan orang yang lebih tua. Karena ini bisa membantu anak-anak muda menjaga sikap mereka ketika mabuk. “Kalau kita minum bersama orangtua sikap kita tuh enggak belepotan (semena-mena). Kalau kita minumnya sama teman-teman terus mabuk, kita pasti bakal ngomong pakai bahasa kotor. Terus sikap juga enggak sopan. Tapi kalau belajar minum sama orangtua, kalau mabuk pun pasti tetap bisa menjaga sikap.”

Posisi tangan ketika menuangkan soju
kepada orang yang lebih tua (Neysa Yussi Alicia/UMN)
Selain itu, ternyata ada etika sendiri untuk minum soju nih, teman-teman. Ketika kita minum bersama dengan orang yang lebih tua, sebagai yang lebih muda kita wajib memberikan gelas terlebih dahulu kepada orang yang lebih tua, lalu menuangkan sojunya menggunakan kedua tangan. Sedangkan untuk kebalikannya, jika orang yang lebih tua hendak menuangkan soju kepada kita, kita wajib menerimanya dengan memegang gelas menggunakan kedua tangan.

“Jadi walaupun mau habisin atau enggak habisin, setelah saya terima sojunya, saya harus langsung kena-in sojunya keujung bibir saya (dengan posisi seperti hendak minum),” ujar Hyun Jae sambil memperagakan. Ia juga menambahkan, posisi kita ketika menegak soju tersebut tidak boleh menghadap ke orang yang lebih tua. Harus membalikkan tubuh kearah yang berlawanan. “Tapi kalau kanan-kiri saya orang yang lebih tua semua, saya harus memutar tubuh kearah belakang,” tambahnya.

Ada etika yang berbeda lagi pada kegiatan minum soju dalam acara-acara tertentu. Seperti ketika upacara kematian atau hari peringatan kematian. Ketika menuangkan soju, kita harus memegang botol soju dengan posisi telapak tangan menutupi label merk dari produk soju. Posisi tangan pun berbeda-beda. Ada yang memegang botol soju dengan kedua tangan, ada pula yang memegang soju dengan satu tangan, dan tangan yang lain pada posisi menyilang ke dada.

Di Indonesia khususnya Jakarta, soju sudah masuk dan dikenal oleh masyarakat khususnya anak muda. Bahkan banyak dijumpai bar-bar soju yang cocok untuk tempat hang out bareng teman-teman. Minum soju sendiri sudah mulai menjadi budaya populer yang berkembang di Indonesia. Salah satu faktor pendukungnya karena terbawa dari fenomena “Demam Korea” yang mengguncang dunia.

Masyarakat Korea juga banyak ditemui di Indonesia. Mereka biasanya membuka bisnis seperti mengelola restoran. Banyak pula orang Indonesia yang tertarik untuk mancoba masakan Korea ditambah dengan minum soju. Tetapi, tidak semua restoran Korea menjual soju secara terbuka. Biasanya pihak restoran akan memindahkan soju ke dalam wadah yang berbeda, jika kita memesan soju.


Masyarakat Indonesia mulai meminum soju ketika menyantap masakan Korea (Neysa Yussi Alicia/UMN)

Seperti Belinda (20) seorang mahasiswi penggemar budaya Korea. Ia mulai tertarik untuk mencicipi soju melalui kegemarannya menonton drama Korea. Lain hal nya menurut Windy (20), ketika makan makanan Korea tidak lengkap jika tidak minum soju. “Jatuhnya kayak ada yang kurang gitu. Awalnya sih coba-coba. Terus suka gitu. Dan seiring berjalannya waktu kalau minum soju jadi kayak minum air biasa aja.”

Hal ini dibenarkan oleh Olivia (23) salah satu mahasiswi Universitas Nasional jurusan Bahasa Korea, bedasarkan pengalamannya ketika mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di Korea langsung. Menurutnya, soju cocok dijadikan sebagai minuman pendamping ketika sedang makan makanan tertentu.

Selain itu, soju juga bisa dikonsumsi untuk menghangatkan suhu tubuh. “Apalagi buat musim dingin nih, cocok banget kan buat minum soju. Biar anget-anget gitu,” ujar Oliv. Ia juga menambahkan, walaupun masyarakat Korea memiliki budaya minum soju, tetapi tetap saja soju tidak dijual bebas. Ada usia minimal untuk mengonsumsinya.

Wah, ternyata si arak bening berbotol hijau ini tidak sekedar dikonsumsi sebagai minuman biasa saja, ya teman-teman. Ada manfaat dan etika yang perlu diperhatikan juga ketika meminumnya. Hmm… kayaknya sekali-sekali boleh nih, pesan soju pas makan di restoran Korea!




Tidak ada komentar:

Posting Komentar