Soju, minuman beralkohol khas Korea,
yang identik dengan botol kaca bewarna hijau (Neysa Yussi Alicia/UMN)
|
Tangerang – Apakah kalian tahu Soju? Beberapa negara
khususnya di Asia, memiliki minuman beralkohol khas nya masing-masing. Sebut
saja sake dari Jepang, tuak dari Indonesia, dan baijiu yang berasal dari Cina. Begitu
juga dengan minuman beralkohol satu ini, yang mungkin sudah tidak asing di
telinga kalian, terutama para penggemar budaya Korea. Yup, soju!
Jika teman-teman merupakan salah satu pecinta minuman beralkohol, boleh sekali-sekali
mencoba soju. Soju adalah alkohol khas Korea berbahan dasar arak beras, yang
telah mengalami proses distilasi, atau penyulingan. Warnanya bening, dan
memiliki rasa yang tidak terlalu tajam dibandingkan dengan minuman beralkohol
pada umumnya.
Untuk kadar alkohol, soju bisa mencapai 16%-53%. Di Korea,
dengan uang 1000 – 3000 won (Rp 12.000 – Rp 36.000) saja, kita sudah bisa
mendapatkan satu botol soju. Cukup murah untuk ukuran minuman beralkohol di
Korea. Berbeda dengan harga yang biasa kita temui di Indonesia, yaitu sekitar
Rp 100.000 – Rp 150.000 per botol. Hmm… perbedaannya lumayan jauh juga, ya.
Di Korea sendiri, soju biasa disajikan sebagai minuman
pelengkap pada acara, dan ritual-ritual tertentu. Seperti upacara peringatan
kematian leluhur, dan ketika menyambut tamu penting. Tetapi, zaman sekarang soju
tidak hanya dikonsumsi pada acara yang bersifat formal saja, karena minum soju sudah
menjadi tradisi bagi masyarakat Korea. Soju wajib disajikan ketika sedang
makan, atau ketika acara kumpul-kumpul bersama.
Seperti yang dikatakan oleh Hyun Jae (23), dan Hun Seong
(24). Mereka adalah mahasiswa, sekaligus warga asli negara Korea yang sudah
lama tinggal di Indonesia. Menurut mereka, minum alkohol itu penting dan sudah
menjadi budaya turun-menurun sejak zaman dulu.
Kalau zaman sekarang, minum soju itu ternyata juga penting
untuk kegiatan berbisnis. “Tergantung situasinya. Kita dengan minum-minum bisa
mempermudah kegiatan bisnis. Karena yang tadinya mungkin kurang kenal, bisa
menjadi lebih akrab. Begitu juga dengan rekan kerja,” ujar Hyun Jae ketika
diwawancara di restoran Korea milik keluarganya.
Perlu teman-teman ketahui, Korea merupakan salah satu negara
dengan tingkat stress yang tinggi. Hal ini dipicu oleh faktor tuntutan
pekerjaan, dan pendidikan mereka yang keras. Jadi, kegiatan minum soju dianggap
sebagai salah satu cara untuk melepas stress, dan bisa sebagai alternatif untuk
mengungkapkan unek-unek kepada orang lain tanpa menyebabkan konflik. “Menurut
saya, kalau saya minum soju, hati saya bisa menjadi lebih enak, dan pikiran
saya bisa menjadi lebih terbuka,” kata Hun Seong.
Menanggapi pernyataan Hun Seong, Hyun Jae pun menambahkan
“Misalnya saya lagi ada masalah nih sama kakak (Hun Seong) ini. Kalau dalam
kondisi sadar, saya enggak bisa ungkapin. Tapi kalau lagi mabuk, saya bisa
keluarin semuanya. Dia juga pasti bakal ngerti. Dan dia juga bakal mikir kalau
saya cuma lagi mabuk aja.”
Hyun jae juga menjelaskan kalau dengan minum soju, bisa
membantu orang yang pendiam menjadi lebih ekspresif. Wah, tidak heran deh
kenapa banyak sekali adegan minum soju yang di tampilkan di drama-drama Korea. Ngomongin
soal minum soju nih, katanya ada budaya kalau kita tidak boleh menolak gelas
ketika sedang minum bersama dengan orang yang lebih tua.
“Dulunya memang gitu. Tapi sekarang kita udah terpengaruh
sama budaya luar, dan mulai punya agama juga. Kalau dulu, benar-benar harus
terima gelas dari orang lain. Terutama dari yang lebih tua. Tidak boleh nolak
karena bisa dianggap tidak sopan,” ujar Hun Seong.
Sedangkan menurut pengalaman Hyun Jae
sendiri, kalau mau belajar minum soju justru harus didampingi dengan orang yang
lebih tua. Karena ini bisa membantu anak-anak muda menjaga sikap mereka ketika
mabuk. “Kalau kita minum bersama orangtua sikap kita tuh enggak belepotan (semena-mena). Kalau kita
minumnya sama teman-teman terus mabuk, kita pasti bakal ngomong pakai bahasa
kotor. Terus sikap juga enggak sopan. Tapi kalau belajar minum sama orangtua,
kalau mabuk pun pasti tetap bisa menjaga sikap.”
![]() |
Posisi tangan ketika menuangkan soju
kepada orang yang lebih tua (Neysa Yussi Alicia/UMN) |
Selain itu, ternyata ada etika sendiri untuk minum soju nih,
teman-teman. Ketika kita minum bersama dengan orang yang lebih tua, sebagai
yang lebih muda kita wajib memberikan gelas terlebih dahulu kepada orang yang
lebih tua, lalu menuangkan sojunya menggunakan kedua tangan. Sedangkan untuk
kebalikannya, jika orang yang lebih tua hendak menuangkan soju kepada kita,
kita wajib menerimanya dengan memegang gelas menggunakan kedua tangan.
“Jadi walaupun mau habisin atau enggak habisin, setelah saya
terima sojunya, saya harus langsung kena-in sojunya keujung bibir saya (dengan
posisi seperti hendak minum),” ujar Hyun Jae sambil memperagakan. Ia juga
menambahkan, posisi kita ketika menegak soju tersebut tidak boleh menghadap ke
orang yang lebih tua. Harus membalikkan tubuh kearah yang berlawanan. “Tapi
kalau kanan-kiri saya orang yang lebih tua semua, saya harus memutar tubuh
kearah belakang,” tambahnya.
Ada etika yang berbeda lagi pada kegiatan minum soju dalam
acara-acara tertentu. Seperti ketika upacara kematian atau hari peringatan
kematian. Ketika menuangkan soju, kita harus memegang botol soju dengan posisi
telapak tangan menutupi label merk dari produk soju. Posisi tangan pun
berbeda-beda. Ada yang memegang botol soju dengan kedua tangan, ada pula yang
memegang soju dengan satu tangan, dan tangan yang lain pada posisi menyilang ke
dada.
Di Indonesia khususnya Jakarta, soju sudah masuk dan dikenal
oleh masyarakat khususnya anak muda. Bahkan banyak dijumpai bar-bar soju yang
cocok untuk tempat hang out bareng teman-teman. Minum soju sendiri sudah mulai
menjadi budaya populer yang berkembang di Indonesia. Salah satu faktor
pendukungnya karena terbawa dari fenomena “Demam Korea” yang mengguncang dunia.
Masyarakat Korea juga banyak ditemui di Indonesia. Mereka
biasanya membuka bisnis seperti mengelola restoran. Banyak pula orang Indonesia
yang tertarik untuk mancoba masakan Korea ditambah dengan minum soju. Tetapi,
tidak semua restoran Korea menjual soju secara terbuka. Biasanya pihak restoran
akan memindahkan soju ke dalam wadah yang berbeda, jika kita memesan soju.
![]() Masyarakat Indonesia mulai meminum soju ketika menyantap masakan Korea (Neysa Yussi Alicia/UMN) |
Seperti Belinda (20) seorang mahasiswi penggemar budaya
Korea. Ia mulai tertarik untuk mencicipi soju melalui kegemarannya menonton
drama Korea. Lain hal nya menurut Windy (20), ketika makan makanan Korea tidak
lengkap jika tidak minum soju. “Jatuhnya kayak ada yang kurang gitu. Awalnya
sih coba-coba. Terus suka gitu. Dan seiring berjalannya waktu kalau minum soju
jadi kayak minum air biasa aja.”
Hal ini dibenarkan oleh Olivia (23) salah satu mahasiswi
Universitas Nasional jurusan Bahasa Korea, bedasarkan pengalamannya ketika
mengikuti kegiatan pertukaran pelajar di Korea langsung. Menurutnya, soju cocok
dijadikan sebagai minuman pendamping ketika sedang makan makanan tertentu.
Selain itu, soju juga bisa dikonsumsi untuk menghangatkan
suhu tubuh. “Apalagi buat musim dingin nih, cocok banget kan buat minum soju.
Biar anget-anget gitu,” ujar Oliv. Ia juga menambahkan, walaupun masyarakat
Korea memiliki budaya minum soju, tetapi tetap saja soju tidak dijual bebas.
Ada usia minimal untuk mengonsumsinya.
Wah, ternyata si arak bening berbotol hijau ini tidak sekedar
dikonsumsi sebagai minuman biasa saja, ya teman-teman. Ada manfaat dan etika
yang perlu diperhatikan juga ketika meminumnya. Hmm… kayaknya sekali-sekali boleh
nih, pesan soju pas makan di restoran Korea!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar