Ini Dia! Rahasia
Dibalik Nasi Padang
Rendang, salah satu menu andalan masakan Padang yang sudah mendunia (Foto: Neysa Yussi Alicia)
Tangerang – Siapa sih yang gak kenal sama nasi Padang? Seluruh masyarakat Indonesia pastinya akrab banget nih sama jenis makanan yang satu ini. Yup! Nasi Padang merupakan masakan khas warga Minang yang identik dengan cita rasa pedas dan sangat digemari oleh semua kalangan.
Gak heran, di Indonesia sendiri restoran Padang bisa kita jumpai hampir di setiap sudut jalan. Bahkan saking terkenalnya makanan yang satu ini, salah satu lauk andalannya yaitu rendang sudah diakui oleh Dunia karena kelezatan dan rasanya yang khas. Tidak hanya rendang, masakan Padang juga memiliki menu andalan lain, seperti sambal hijau, ayam bakar, serta lauk sayur lain yang berkuah santan gurih.
Kalau lagi ngomongin nasi Padang, pernahkah kalian berpikir kalau porsi nasi putih untuk kita santap di tempat memiliki perbedaan dengan porsi nasi yang dibungkus? Biasanya porsi nasi yang dibungkus jauh lebih banyak dibandingkan dengan porsi nasi yang dimakan di tempat. Ketika kita makan di restorannya langsung, biasanya nasi yang disajikan hanya satu centong kecil. Saking dikitnya, gak bakal cukup buat memenuhi ukuran perut orang Indonesia, sehingga biasanya kita selalu meminta tambahan nasi.
Tetapi akan berbeda apabila kita membeli nasi Padang untuk dibawa pulang. Porsi nasi bisa dua kali lipat dilengkapi dengan tambahan sayur nangka, daun singkong, sambal hijau, dan bumbu-bumbu dari lauk lain jika kita memintanya. Tentu saja ada biaya tambahan untuk permintaan bumbu tertentu diluar lauk yang kita pilih. Tetapi melihat porsinya yang sangat besar sehingga cukup untuk disantap oleh dua orang, membuat kita sebagai pelanggan akan bertanya-tanya, kenapa sih porsinya bisa berbeda?


porsi nasi ketika dibungkus dan makan ditempat
(Foto : Neysa Yussi Alicia – Chrismonica)
Menurut Syamsuissam Datuk Rangkaeo Dasah atau yang bisa dipanggil Datuk, pemilik rumah makan Padang “Pondok Salero” di Jalan RE. Martadinata, Tasikmalaya. Porsi nasi ini memiliki sejarahnya sendiri yang katanya, pada zaman Belanda hanya kaum-kaum elite yang bisa menikmati masakan Padang di restorannya langsung. Kaum-kaum tersebut didominasi oleh saudagar dan kolonial Belanda. Tetapi, pemilik dari restoran Padang ingin orang-orang pribumi juga bisa menikmati masakan daerah mereka sendiri. Lalu, pemilik restoran mengakalinya dengan cara dibungkus, sehingga orang-orang pribumi bisa menikmatinya walaupun tidak makan di tempat. Porsi nasinya pun lebih banyak agar bisa dinikmati dengan anggota keluarga lainnya.
“Kalo untuk porsi nasi yang makan ditempat, pas pelanggan
ngerasa kurang kan ? Jadi bisa nambah lagi disini. Kalau misalnya dibawa pulang,
kurang mau minta kemana kalo mau nambah? Jadi ditambahin (nasi) supaya
nggak usah bolak balik lagi,” ujar Syamsuissam sambil menghitung tagihan makanan.
Datuk menambahkan kalau restoran Padang sangat kental akan kebudayaan Minang. Seperti tradisi yang dimiliki oleh restoran Padang yang cukup besar, yaitu dalam penyajian makanan. Biasanya para tamu akan disuguhkan semua jenis lauk pauk yang mereka miliki dipiring-piring kecil, dan pelayan yang menyajikannya akan meletakkan semua piring berisi lauk pauk tersebut di lengan mereka. Bahkan ada yang mampu menyusun sampai 20 piring di kedua lengan mereka, loh! Cukup berat ya kerja para uda-uda restoran Padang.
Untuk bisa menyajikan lauk seperti itu, para pelayan membutuhkan latihan khusus dan benar-benar dinilai secara professional. Kalau salah posisi piringnya, maka bisa jatuh semua. Tapi gak semua restoran Padang seperti itu. Ada juga yang menyajikan makanannya sesuai lauk pesanan si pelanggan. “Kalo pelanggan datang langsung pesan mau apa, pasti gak disajikan semua. Tapi, kalo pelanggan datang tiba-tiba langsung duduk di meja tanpa bilang mau pesan apa, biasanya langsung disajikan semua masakannya.” Ujar Datuk.
Pelayan
restoran Indah Jaya Minang sedang membawa piring-piring berisi lauk-pauk di
lengan mereka
(Foto : Neysa Yussi
Alicia)
Datuk juga menjelaskan kalau pada dasarnya semua restoran Padang memiliki konsep seperti itu, karena mereka sangat menghargai tamu. Menurut Datuk tamu adalah orang yang istimewa yang seharusnya disuguhkan makanan, bukannya si tamu yang mengambil sendiri. tamu yang mengambil makanannya sendiri itu menurut Datuk adalah pelayanan yang tidak etis.
Salah satu restoran Padang bernuansa modern yang menerapkan konsep ini adalah Restoran Indah Jaya Minang. Bagi yang tinggal di daerah Tangerang, pasti sudah tidak asing dengan restoran ini. Tidak heran, restoran yang dulunya berlokasi di Padang sebelum terjadi gempa beberapa tahun lalu ini, memiliki banyak cabang yang tersebar di daerah Tangerang dan menjadi pilihan favorit masyarakat karena konsep kebudayaanya yang masih kental.
Hmm… sudah terjawabkan rahasia dibalik Nasi Padang? Jadi, untuk makan siang besok enaknya dibungkus atau makan ditempat, ya?